Tamasya Ke Zaman Batu

20 Mei 2008

TAMASYA KE ZAMAN BATU

Tulisan ini kubuat ketika rasa lelah dan jengkelku belum kunjung reda. Tidak kurang 4 jam sore tadi aku berputar wilayah Samarinda dan sekitarnya (mungkin kurang lebih 40 KM) hanya untuk mendapatkan setabung gas elpiji 12 Kg. Namun sampai melewati perbatasan luar kota bagian utara, hasilnya nihil. Seluruh toko eceran bahkan agen sekalipun semuanya menggelengkan kepala tanda kehabisan stock gas elpiji. Tak kurang lebih dari 20 orang aku juga berpapasan dengan para pencari gas sambil membonceng tabung kosong nya.

Malam ini rasa jengkelku menjadi jadi setelah ingin refresing dengan menonton televisi, namun seluruh channel dalam negeri serentak hanya menyiarkan Peringatan Seratus Tahun Kebangkitan Nasional di Senayan Jakarta yang dihadiri lengkap dengan Presiden, wakil presiden bersama dengan nyonya nyonya mereka. Dengan senyum kecut aku mengumpat (tentu saja hanya dalam hati karena tidak elok kalau kedengaran anak anakku yang lagi seksama menyaksikan atraksi terjun payung oleh TNI). Ya…hanya mengumpat yang bisa kulakukan melihat “dagelan” yang terjadi di panggung sandiwara negeri “penuh slogan” ini.

Bagaimana tidak, apakah para pemimpin di senayan itu tahu semakin hari betapa sulitnya hidup di negeri yang dipimpin nya ini. Andai saja mereka tahu, kemarin malam di ibu kota propinsi yang menyumbang devisa negara lebih dari 200 Trilyun per tahun ini, telah terjadi ke “ajaiban” yang luar biasa.

Ku katakan ajaib, karena di abad milenium ini kami diajak para pemimpin negeri ini untuk memasuki lorong waktu ke abad kegelapan atau bisa juga di sebut Zaman Batu. Kemarin malam puncak dari ketersiksaan hidup di negeri antah berantah ini. Telah satu minggu air bersih tak mampu dialirkan. Kami berusaha untuk berhemat air bersih. Lalu ditambah dengan asupan aliran listrik yang memang setiap dua hari dalam satu minggu ini terhenti. Lengkaplah penderitaan kami ke lorong waktu ketika gas elpiji pun begitu langka.

AIR BERSIH HABIS, TANPA LISTRIK DAN GAS ELPIJI. Bisakah kalian para pemimpin di Jakarta sana paham ? bagaimana mungkin rasa NASIONALISME dapat tumbuh subur dibawah PENJAJAHAN terselubung ini ? Muak …muak…muak…!!
Kebangkitan Nasional Apa…hah….!! Sini kalian…datang ke Samarinda ibu kota Kalimantan timur….apanya yang bangkit Hah….?!! Harga BBM….??????????

Bahh………, Klik……mending aku tidur….!!

By. A. Muttaqin


Tim Sniper

2 Mei 2008

Hari libur kali ini hanya ku isi dengan bermalas malasan dan bercanda dengan para “mutiara hatiku” seharian dirumah. Bahkan sebahagian besar hari kuisi dengan tidur siang, akibat “membayar” rasa ngantuk menonton semi final piala Champion sejak pukul 3 pagi tadi. Baca entri selengkapnya »