Kisah 1

31 Maret 2008

Saya seorang ibu dengan 2 orang anak , mantan direktur sebuah Perusahaan multinasional. Mungkin anda termasuk orang yang menganggap saya orang yang berhasil dalam karir namun
sungguh jika seandainya saya boleh memilih maka saya akan berkata kalau lebih baik saya tidak seperti sekarang dan menganggap apa yang saya raih sungguh sia-sia.

Baca entri selengkapnya »


Membentuk Konsep Diri Anak

27 Maret 2008

MEMBENTUK KONSEP DIRI PADA ANAK
========================================
(Sebagai pondasi pendukung menjadi pribadi sukses)

Kita sering melihat dan membaca istilah “harga diri”. Tingkah laku yang suka mengganggu di kalangan anak-anak, bahkan tingkah laku karena gangguan emosi yang terdapat di kalangan orang dewasa, menurut para ahli, berakar dari kurangnya rasa harga diri. Tetapi apakah sebenarnya harga diri itu ? Apakah yang dapat dicapai oleh harga diri itu ? Dan dari manakah
asal mulanya perasaan-perasaan itu, terutama perasaan yang terdapat pada anak-anak ? Baca entri selengkapnya »


Anakku Adalah Dirinya Sendiri

27 Maret 2008

ANAK KU ADALAH DIRINYA SENDIRI
(Menyambut Peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli 2004)

Sekelumit Kisah,

Saya buka kembali buku hidup saya, sebagai bahan perenungan bagi para orang tua.

Tahun 2002 yang lalu saya harus mondar-mandir ke SD Budi Mulia Bogor. Anak sulung kami yang bernama Dika, duduk di kelas 4 di SD itu. Waktu itu saya memang harus berurusan dengan wali kelas dan kepala sekolah. Pasalnya menurut observasi wali kelas dan kepala sekolah, Dika yang duduk di kelas unggulan, tempat penggemblengan anak-anak berprestasi itu, waktu itu justru tercatat sebagai anak yang bermasalah. Baca entri selengkapnya »


Lima Cara Islam Berkepribadian

26 Maret 2008

Lima Cara Islam Berkepribadian

Untuk memiliki kepribadian yang menyenangkan bukanlah sesuatu yang sulit, yang pasti ada banyak cara untuk memperolehnya. Namun yang terpenting adalah adanya kemauan dalam diri kita untuk memiliki kepribadian yang menyenangkan. Sebab dengan memiliki kepribadian ini bukan hanya dapat mempengaruhi kesehatan jasmani dan ruhani orang yang memilikinya, akan tetapi ia juga akan mendapatkan orang lain merasa nyaman berada di sisinya.

Maka dari itu, memiliki kepribadian yang menyenangkan bukan saja harus dimiliki oleh seorang dai yang setiap hari tugasnya adalah menyampaikan risalah dakwah kepada masyarakat, namun juga oleh siapapun, dan pada profesi apapun. Sebab hakekatnya manusia di manapun sama, ia akan tertarik kepada sesuatu yang ia lihat menyenangkan, dan akan lari dari sesuatuyang terlihat menjengkelkan.

Betapa senangnya hati kita, ketika kita mendapatkan banyak orang yang menghargai kita, menghormati kita, memperdulikan kita, namun bukan karena ada apa-apanya, tetapi semata-mata karena memang kita memiliki kepribadian yang menyenangkan. Sungguh sangat sengsara seseorang yang selalu mendapatkan pujian orang banyak, sanjungan, perhatian, penghargaan, dan lain-lain, hanya karena orang-orang tersebut takut akan ketidakstabilan emosinya yang kemungkinan bakal mengancam masa depan hidupnya. Percayalah bahwa semua hal yang ia dapatkan berupa sanjungan itu hanyalah semu belaka dan tidak akan bertahan lama. Hal ini karena pujian itu tidak keluar dari dalam hati yang paling dalam, karena ia muncul bersamaan dengan adanya kepribadian yang tidak menyenangkan.

Dalam kesempatan ini, akan saya sampaikan bagaimana cara islami memiliki kepribadian yang menyenangkan, semoga dapat merubah hidup kita menjadi lebih dicintai oleh manusiasemata-mata karena mereka merasa nyaman berada di sisi kita.

1. Memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan orang lain.

Salah satu sifat seorang muslim yang berjiwa besar adalah, dalam dirinya selalu tersimpan rasa ingin selalu berkhidmat kepada orang lain dan bukan meminta dikhidmati oleh orang lain. Karena ia merasa yakin bahwa sebanyak itu ia memberikan perhatian kepada orang, sebanyak itu pula ia akan mendapatkan perhatian dari orang lain. Orang lain tak ubahnya sebagai refleksi dari pada diri kita sendiri.

Pepatah melayu mengatakan, “jika buruk wajah jangan lalu cermin yang dipecah” tetapi perbaikilah bentuk dan raut wajah, niscaya cermin itu dengan sendirinya akan mengeluarkan pantulan yang indah. Nah, salah satu yang dapat memantulkan bayangan indah dari cermin orang lain itu adalah prilaku kita yang senantiasa ingin memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan orang lain. Tidak ada yang dapat membahagiakan hati kita, kecuali jika kita telah benar- benar membantu dan meringankan beban orang lain, tentu dengan satu keyakinan bahwa Allah Swt.akan senantiasa meridoi segala apa yang kita perbuat.
Ada satu hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Abu Dawud, di mana Nabi Saw bersabda, “Barangsiapa yang diserahi amanat untuk mengurus kebutuhan umat, namun ia lalai atau tidak memperdulikan kebutuhan, kepentingan dan keterdesakan mereka, maka Allah swt. akan memperlakukannya sama dengan tidak akan memperdulikan kebutuhan, kepentingan dan keterdesakannya di akherat kelak”.

2. Lemah lembut dan dapat mengontrol emosi

Dalam hidup ini, terkadang dalam hati kita sudah tertanam untuk tidak melakukan perbuatan buruk yang bakal merugikan orang lain, namun perbuatan buruk itu bisa jadi muncul dari orang lain. Ada saja perbuatan orang lain yang membuat kita merasa jengkel dan panas hati, boleh jadi perbuatan tersebut disengaja atau tanpa disadarinya. Seseorang yang memiliki kepribadian yang menyenangkan, ia tidak lantas main hantam dan menyalahkan secara kasar. Namun yang ia lakukan adalah memberikan masukan secara bijak dan penuh kearifan. Boleh jadi dengan kearifannya ini akan membekas di hati orang yang berbuat salah kepadanya, sehingga di hari kemudian orang tadi menjadi orang yang selalu merasa takut berbuat kesalahan sekecil apapun berkat nasehat dan masukan yang arif tersebut.

Sungguh besar pahala kita jika kita mampu merubah jalan hidup orang lain hanya semata-mata sikap lemah lembut dan kemampuan kita mengontrol emosi itu. Ketimbang, jika yang kita lakukan adalah memaki dan memarahinya seolah-oleh tidak ada kata maaf dan introspeksi dalam kamus diri kita. Rosulullah Saw. adalah tauladan yang paling baik, bagaimana beliau bersikap terhadap orang ‘ndeso’ yang pernah menjambak selendang beliau di tengah orang banyak secara kasar, sampai-sampai akibat jambakan tersebut leher Rosulullah merah memar. Lalu orang itu dengan keras berkata, “Wahai Muhammad beriakanlah sebagian harta yang kau miliki…” Para Sahabat yang ada di sekitar nabi ingin marah, tapi sikap Rasulullah ketika itu malah memberikan senyumannya kepada orang itu, lalu dengan penuh kasih sayang beliau berikan seledang yang beliau punya kepada orang tadi.
3. Mampu memberikan reward dan empatik kepada orang lain

Salah satu ciri orang yang memiliki kepribadian yang menyenangkan adalah ia mudah memberikan reward atau penghargaan berupa pujian tulus kepada orang yang telah berbuat baik sekecil apapun. Kata-kata seperti, “oh, memang betul-betul hebat kamu yah, atau, “wah, coba kalau tidak ada kamu tadi, bisa lain urusannya”, dan lain-lain yang menggambarkan bahwa kita benar-benar dapat menghargai karyacipta orang lain. Coba kita bandingkan dengan ungkapan berikut, “ah, kalau itu sih siapa juga bisa”, atau “yah, lumayan lah nggak jelek-jelek banget sih” dan yang semisalnya.
Betapa kata-kata ini menampakkan kita belum dapat menghargai apa yang dilakukan orang lain. Coba kita lihat bagaimana Rosulullah ketika ada sesorang yang sedang bicara dengannya, maka dengan penuh khusuk beliau hadapkan badan, telinga, dan matanya untuk memperhatikan lawan bicaranya, dan tidak pernah beliau memotong pembicaraan orang tersebut, sampai ia benar-benara telah selesai dari pembicaraannya. Hal ini betapa beliau mengajarkan kepada kita untuk selalu menghargai orang lain, dan inilah caranya agar kita dapat memiliki kepribadian yang menyenangkan sehingga orang lain merasa nyaman berada di sisi kita.

4. Tidak membuang muka kepada orang yang suka maksiat

Dalam lingkungan kita terkadang ada orang yang dianggap sampah masyarakat. Kegemarannya adalah mencari keonaran dan membuat kerusuhan dalam masyarakat. Banyak orang yang dalam menghadapi orang semcam ini, malah mengucilkannya. Sampai-sampai ada kesepakatan untuk tidak melakukan hubungan dengan orang tersebut. Sebagai seorang muslim yang kuat, yang tentunya memiliki keyakinan akan adanya kebaikan dalam diri orang tersebut, kita tidak boleh lekas-lekas memutuskan hubungan dengannya.

Akan tetapi kita berusaha untuk selalu mencari celah mengajaknya kembali kepada jalan yang benar. Bahkan harus kita ciptakan strategi yang membuatnya dapat luluh untuk menjauhi perbuatan-perbuatan yang tercela itu. Terkadang untuk mewujudkan hasil ini, perlu sesekali kita mengikuti dunia hitam yang orang itu geluti seperti dunia malam, hiburan, perjudian, dll…namun ada satu misi yang kita tuju, yaitu kita akan merubah jalan hidup orang tersebut sekiranya kita telah berhasil meraih hati orang tersebut.

Ada satu contoh yang menarik dari cara dakwah seorang wali songo yang ikut menggunakan wasilah musik dan kesenian daerah untuk dijadikan sarana dakwah, ia gunakan wasilah yang sama namun isi dari pertunjukan itu ia rubah menjadi nada-nada dakwah kepada jalan Allah. Berapa banyak orang yang awalnya tidak tau agama lalu menjadi tertarik dengan ajaran agama dengan cara seperti itu. Kuncinya adalah, agar kita tidak lekas memandang sebelah mata terhadap orang-orang yang kadung dianggap sebagai sampah masyarakat.
5. Tidak bersikap angkuh

Banyak orang mengira bahwa dengan bersikap angkuh akan menjadikan diri kita disegani oleh orang lain, yang betul justru sebaliknya orang akan enggan bergaul dengan kita. Dalam realitas hidup bisa jadi ada orang yang merasa minder melihat kesuksesan hidup yang diraih oleh kita misalnya, rasa minder ini lalu akan melahirkan rasa rendah diri dan kurang bersahabat dengan kita. Pada saat inilah kita perlu menunjukkan sikap rendah hati kita untuk memulai mencairkan kondisi dengan bersikap ramah dan tawadu kepada mereka. Hal ini pula yang pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw, ketika ada seseorang yang hendak menghadap kepada beliau untuk suatu keperluan, namun karena besarnya wibawa rasulullah maka orang tersebut menjadi gugup dan tidak percaya diri, dengan santun kanjeng Nabi berkata, “santai saja, Aku bukanlah Malaikat, aku hanyalah seorang anak ibu dari suku Quraisy yang juga sama-sama makan bubur nasi”.

Sikap tawadu inilah yang membuat suasana menjadi cair dan berjalan normal, sehingga orang lain merasa senang berada disisi kita. Lalu coba kita bedakan dengan sikap syetan yang berkata, “sesungguhnya Aku lebih mulia dari Adam, karena aku diciptakan dari api, sedang Adam dari tanah,” (Q.S. Shad:76).

Demikianlah di antara cara bagaimana memiliki kepribadian yang menyenangkan, semoga dengan bekal cara ini kita dapat memperoleh target dari sebuah pergaulan hidup yaitu menyebarkan keindahan-keindahan ajaran Allah Swt, baik dengan cara lisan maupun dengan amal perbuatan. Siapa tau, banyak orang yang tertarik kepada Islam bukan hanya disebabkan keindahan ajarannya saja, namun karena ketertarikan mereka kepada perangai yang menyenangkan dari yang kita miliki itu. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
 
Ustadz Muladi Mughni, Lc.
http://www.pesantrenvirtual. com
 


Bersiap Menghadapi Kehilangan

26 Maret 2008

BERSIAP MENGHADAPI KEHILANGAN

Bila Anda siap MENDAPATKAN, sudahkan Anda juga siap KEHILANGAN?
Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Dari mulai marah-marah,menangis, protes pada takdir, hingga bunuh diri.Masih ingatkah Anda pada tokoh-tokoh ternama, yang tega membunuh diri sendiri hanya karena sukses mereka terancam pudar? Barangkali kisah yang saya adaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns berikut ini, dapat memberikan inspirasi. Baca entri selengkapnya »


Elegi Bak Sampah

26 Maret 2008

ELEGI BAK SAMPAH
: muttaqin asykari
*********

kala terik menghujam kepala
seorang anak dengan ingus menjulur mengais ngais
rambut ikal nya yang kusam seakan kuyup
keringat mengucur, meleleh, meluncur, menggantung didaun telinga

tiba tiba tangan dekilnya yang terus mengais, mencari cari..menggenggam
sesuatu
nampak benda dengan sederet huruf yang membentuk kata : “NASIONALISME”
senyum nya yang semula merekah, seketika berubah muram..

huuhh.., ia mengeluh sambil melempar benda itu kembali ke tengah bak sampah

tangannya kembali mengais..mencari cari
ia bongkar porak porandakan isi bak sampah
lalu tangannya kembali mendapatkan sebuah benda

huhh.., kembali ia mengeluh sambil melempar benda tersebut ke tengah bak
sampah
sekilas terlihat tulisan “BHINEKA TUNGGAL IKA”

pantang menyerah si kribo kecil terus mengais..mencari cari
perutnya yang busung meraung raung

namun tetap saja ia temukan benda benda yang tak membuatnya kenyang
bergiliran ia lempar kembali ke bak sampah ;
“KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB”…..”PERSATUAN INDONESIA”…”KEADILAN
SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA”

tiba tiba ; “…bruu..kk..”
tiang bendera rubuh
menghantam kepala si anak keling
kini tubuhnya terselimuti merah & putih

nafas nya satu satu
matanya berkedap kedip
darah mengucur membasahi rambut ikalnya

tangannya menggapai gapai
ketika suatu benda tertangkap matanya

ooh..itulah yang kucari

lalu nafasnya putus
disaksikan sebuah benda yang tergencet bak sampah
bertuliskan : “ADIL”

** “maret-2006———-
dari samarinda,mengetuk nurani”
=========================


Puisi buat Linda isteriku

19 Maret 2008

kilauan mutiara di bening matamu
tersihir aku
putaran bumi terhenti
ada ribuan balon berbentuk hati, bertebaran berkelebat dari dadaku
tersekat lidahku, kelu
hanya balon balon itu
bergerak lamban, namun pasti
berdesakan untuk hinggap dipelukanmu
terbuai disana, lalu meletup
namun takkan pernah sirna
karna akan terus terbentuk balon baru dari urat urat hatiku
untukmu

*Syawal, menjelang purnama (hanya untuk isteriku : Linda)


Puisi buat Reza Anakku

19 Maret 2008

kala itu, mei 98
negeri kita caruk maruk
anakku, lelakiku
engkau hadir menebar cinta

lelaki mungil ku
dengan tangis mu yang membahana
membuat hatiku tersungkur, bersimbah asa
lalu mengalir kesegenap jiwaku

ketika tumbuhmu mencumbu waktu
kita lewati mentari demi mentari

saat malam mu bertandang
kuhantar kantukmu dengan dongeng ku

ku pahat Do’a seiiring lelapmu ,

…Ya Robbi ku, syukur ku berlimpah
atas karunia Mu yang tak terbalas ini
ia lelaki mungilku, yang selalu melontar tanya tentang alam Mu
lindungilah ia selalu ,
jauhkan lah dari segala mara bahaya
tuntunlah hambamu agar mampu menghantar nya menjadi lelaki yang sholeh
berilah hamba kesempatan dan kemampuan untuk menuntun nya meraih cita

** anakku, sajak ini kuhadirkan di Mei yang berbeda, sembilan tahun
kemudian
ketika sudah ada diskusi tentang piala champion di antara kita**

Mei’ 2007
sahabatmu, ayahmu,
muttaqin asykari

——buat abang Reza, yang sedang terbaring sakit,
Selamat ulang tahun, semoga cepat sembuh.——


Kisruh di Adam Air

19 Maret 2008

Perseteruan antara Bhakti Investama dengan Keluarga Adam Suherman, rupanya sudah berlangsung jauh sebelum kecelakaan pesawat Adam Air di Batam. Salah satu pemicunya adalah kepemilikan saham di antara kedua pihak yang porsinya sama besar. Lalu siapa akan menelan apa?

Oleh Rusdi Mathari
KISRUH manajemen Adam Air semakin keruh. PT Bhakti Investama bukan berencana akan menarik keikutsertaan dalam kepemilikan maskapai itu tapi juga mulai membeberkan kebobrokan lain dari Adam Air. Salah satunya tentang penyelewengan dana Rp 2,1 triliun oleh manajemen Adam Air. Penyelewengan itu kata Hotman Paris Hutapea, pengacara yang dibayar oleh PT Global Trasport Services dan PT Bright Star Perkasa, berpotensi merugikan keuangan negara karena sebesar Rp 50 miliar dari dana itu diperoleh Adam Air dari kredit BRI. Global Transport dan Bright Star adalah anak perusahaan Bhakti.
Kekisruhan yang terjadi “mendadak” itu merupakan buntut dari kecelakaan pesawat Adam Air di Bandara Hang Nadim, Batam, 10 Maret 2008. Adam Air lantas disebut-sebut sebagai maskapai yang tidak mengindahkan keselamatan penumpang dan penerbangan meskipun kasus kecelakaan pesawat yang dialami oleh Adam Air tidak seburuk yang dibayangkan oleh banyak orang. Dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi diperoleh data, selama periode lima tahun hingga Januari 2007 telah terjadi 143 kali kecelakaan pesawat di Indonesia. Rinciannya adalah Garuda Indonesia (14 kali), Mandala Airlines dan Merpati Nusantara Airlines (masing-masing 11 kali), Trigana Air Service dan Lion Air (masing-masing 9 kali), Pelita Air Service dan Dirgantara Air Service ( masing-masing 8 kali) (Lihat “Garuda Paling Banyak Alami Kecelakaan,” TempoInteraktif, 18 Januari 2007).
Nama Adam Air di persepsi buruk, ketika satu pesawat yang dioperasikan oleh maskapai itu hilang pada 1 Januari 2007 di sekitar perairan Teluk Majene, Sulawesi Selatan. Pesawat dengan nomor penerbangan KI 574 itu hilang di dalam perjalanan dari Bandara Juanda, Surabaya menuju Bandara Sam Ratulangi Manado. Seluruh penumpang dan awak pesawat, yang kesemuanya berjumlah 102 orang dinyatakan tewas dan penyelidikan atas kasusnya hingga kini belum terungkap publik. Adam Air, sejak itu identik dengan maskapai yang mengabaikan keselamatan penerbangan dan keselamatan penumpang meskipun tiketnya tetap laris diserbu penumpang. Adam Air bahkan terpilih menjadi maskapai penerbangan swasta nasional untuk Official Carrier PON XVII-2008 di Kalimantan Timur dengan rencana membagi 1.200 tiket bagi PB PON, atlet, pelatih dan offisial dari sejumlah daerah selama berlangsungnya PON.
Namun Adam Air tampaknya memang sedang sial. Citranya yang telanjur buruk sejak peristiwa kecelakaan 1 Januari 2007, semakin memburuk setelah satu pesawatnya terpental (bouncing) hingga dua kali ketika hendak mendarat di Bandara Hang Nadim, pada 10 Maret 2008. Peristiwa di Batam itu, lalu seolah menyeret Adam Air ke pusaran masalah. Puncaknya adalah rencana penarikan dukungan Bhakti di kepemilikan saham di Adam Air. Alasan Bhakti hendak hengkang dari “kockpit” Adam Air karena maskapai itu dianggap tidak transparan dan mengabaikan keselamatan penumpang.
Akibat keputusan dari manajemen Bhakti, mudah ditebak, Adam Air segera terancam oleng karena separuh dari kekuatan modalnya sudah patah— melalui Global Transport dan Bright Star, Bhakti menguasai 50 persen saham PT Adam Skyconnection Airlines. Puncaknya adalah keputusan manajemen Adam Air yang memutuskan untuk tidak beroperasi sejak Senin 17 Maret 2008. Namun manuver Bhakti tak berhenti sampai di sana. Perusahaan yang menguasai PT Bimantara Citra itu, lantas membeberkan penyelewengan keuangan di tubuh Adam Air meskipun hal itu dibantah oleh Adam Adhitya Suherman, Direkttur Utama Adam Air.
Menurut Adam, selama ini pihaknya cukup transparan dalam mengelola keuangan perusahaan. Antara lain dengan menempatkan Gustiono Kustianto sebagai perwakilan Bhakti untuk duduk di di kursi Wakil Direktur Utama dan Direktur Keuangan. Maka kata Adam, “Tolong tanyakan pada direktur keuangan saya, ke mana uang itu hilang.” (Lihat “Adam Air Bantah Selewengkan Dana Rp 2,1 Triliun,” antara.co.id, 17 Maret 2008)
Bhakti adalah perusahaan yang terkenal karena mengakuisisi saham PT Bimantara Citra. Nama yang disebut terakhir adalah perusahaan milik Bambang Trihatmojo, anak mendiang Suharto, Presiden RI kedua. Saham Bhakti antara lain dimiliki oleh Hary Tanoesudibjo dan Bambang duduk di jajaran komisaris. Bisnis yang dikembangkan oleh Bimantara antara lain bisnis media antara lain RCTI, TPI, Global TV, koran Seputar Indonesia, situs Okezone, dan kabarnya majalah Trust. Raksasa bisnis ini juga mengembangkan bisnis telekomunikasi melalui PT Mobile-8 Telecom (Telecom).
Pada 12 April 2007 atau sekitar 3 bulan setelah peristiwa kecelakaan Adam Air pada 1 Januari 2007, Bhakti kemudian mengakuisisi 50 persen saham Adam Air melalui Global Transport dan Bright Star. Penandatanganan perjanjian transaksi akuisisi saham dilakukan oleh Dirut PT Global Transport Services Hartono Tanoesoedibjo dengan Dirut Adam Air Adam Adhitya Suherman di Menara Kebon Sirih, Jakarta. Hartono adalah saudara dari Hary Tanoesudibjo. “Kami telah mencapai kesepakatan dengan pendiri Adam Air, 50 persen saham yang kami investasikan merupakan saham baru yang diterbitkan oleh AdamAir, sehingga dananya akan masuk ke Adam Air,” kata Hary Djaja, Direktur Utama Bhakti (Lihat “Bhakti Resmi Akuisisi 50% Saham Adam Air,” adamair-indonesia.blogspot.com, 15 April 2007)
Jika alasan Bhakti akan menarik diri dari kepemilikan Adam Air adalah karena faktor tidak adanya transparansi dan pengabaian keselamatan penumpang oleh Adam Air, maka pertanyaannya sekarang, mengapa Bhakti justru mengakuisisi Adam Air pada saat maskapai itu baru saja dirundung persoalan besar: kehilangan pesawat dan menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat pada 1 Januari 2007? Tidakkah peristiwa itu, pada waktu itu, lebih dahsyat menyita perhatian publik dan karena itu patut dicurigai Adam Air memang tidak mengindahkan keselamatan penumpang, dibanding misalnya insiden di Batam, sepuluh hari lalu? Hal yang juga tidak kalah menarik adalah langkah dari orang-orang Bhakti yang kemudian juga membeberkan “kejelekan” Adam Air, sementara di sisi lain, orang-orang Bhakti juga duduk di kursi manajemen Adam Air.
Menurut Bisnis Indonesia, perseteruan antara pihak Bhakti dengan Keluarga Adam Suherman terjadi jauh sebelum insiden tergelincirnya pesawat Boeing 737-400 Adam Air di Bandara Hang Nadim. Perseteruan itu antara lain dipicu oleh akuisisi saham Adam Air oleh Bhakti yang ternyata membagi porsi kepemilikan saham Adam Air sama besar antara Keluarga Suherman dan pihak Bhakti yaitu 50:50. Koran itu meniupkan rumor, porsi kepemilikan saham yang berimbang itulah yang menyulitkan kedua belah pihak dalam mengambil keputusan. Contohnya, pada saat para lessorpesawat Adam Air meminta kepastian perpanjangan masa sewa pesawat, kedua belah pihak tak mencapai kata sepakat hingga krisis keuangan menimpa Adam Air (Lihat “Nasib AdamAir setelah Ditinggal Bhakti,” bisnis.com, 17 Maret 2008).
Rumor dari Bisnis Indonesia itu, bisa saja sekadar gosip tapi logikanya, sangat mustahil ada dua matahari di muka bumi. Dengan logika semacam itu, salah satu pihak dari pemilik saham di Adam Air yang porsinya sama besar itu, kemungkinan besar sedang memainkan jurus untuk menguasai maskapai itu dengan menumpang isu kecelakaan pesawat Adam Air –meskipun kemungkinan untuk benar-benar meninggalkan Adam Air dari salah satu pihak, juga sama besarnya, tentu saja. Maka siapa akan menelan apa, dalam waktu yang tak lama, pasti akan ketahuan oleh publik. Satu hal yang sering dilupakan dari peperangan bisnis semacam itu, yaitu kesadaran untuk menegakkan etika bisnis dan memperjuangkan nasib karyawan.


Perlunya banyak guru

14 Maret 2008

Pada tanggal 13/03/08, Agus Rasidi <rasidi@wicaksana.co.id> menulis:

Beberapa waktu lalu saya membaca keluhan salah seorang peserta mailing
list yang mengomentari soal adanya beberapa pemula usaha yang merasa
‘tersesat’ karena mengikuti kiat yang dianjurkan oleh seorang mentor
kewirausahaan. Orang itu mengatakan telah banyak para peminat
wirausaha yang akhirnya terjerembab dan punya hutang bahkan hingga
miliaran rupiah karena mengikuti kiat DODOL yang dianjurkan. DODOL
sendiri pada intinya menganjurkan bahwa berwirausaha itu harus berani
dan modalnya pakai duit orang lain. Prinsip ini, katanya, telah
membuat orang menjadi ‘amat-berani’ untuk berhutang kepada pihak lain
untuk meraih permodalan. Tapi ya itu tadi, AKHIRNYA banyak yang gagal
dan meninggalkan hutang dari yang puluhan juta, ratusan juta, bahkan
ada yang hingga miliaran. Saya tentu ikut prihatin dan sedih bagi yang
kena musibah itu.

Sebagai orang yang bersimpati kepada para peminat wirausaha saya hanya
ingin memberikan sedikit masukan berdasarkan informasi yang saya
peroleh. Saya hanya ingin mengatakan bahwa dalam menjalankan usaha
yang memang punya resiko ini, jangan pernah hanya berguru pada satu
mentor. Jangan bertaklid pada satu orang. Kita mesti memperbanyak
sumber informasi, sumber referensi, mendapatkan kiat2 dan
wisdom-wisdom sebanyak mungkin. Dan kemudian mencari mana saja
diantara informasi dan kiat-kiat yang dikemukakan berbagai pengusaha
itu yang paling cocok dan relevan buat bisnis kita dan latarbelakang kita.

Maklum, setiap pengusaha sukses punya pengalaman dan kiat sukses yang
bisa jadi hanya relevan untuk industri dia sendiri, tapi tidak cocok
untuk bidang yang lain. Seorang yang sukses di bisnis pendidikan sebut
saja, belum tentu sukses ketika menjalankan usaha properti, aparel
(fashion), ritel, dealership, atau agro bisnis misalnya. Inilah yang
kadang-kadang kita tak tersadar sehingga ‘asal ikut’ kepada salah satu
pengusaha, padahal pengusaha yang kita ikuti itu hanya expert untuk
satu bidang saja dan banyak gagal di banyak bidang lainnya. Sekali
lagi, kita jangan membabi-buta mencontoh satu pengusaha, tapi ambillah
banyak ‘air’ dari banyak sumber mata air, kemudian dari situ kita
harus menggabungkannya menjadi air terbaik dan segar dalam kolam kita.

Saya punya contoh menarik pengusaha yang menerapkan prinsip itu, yaitu
Pak Harijanto. Kebetulan Pak Harijanto ini juga saya profilkan dan
saya ulas panjang lebar di buku saya (Sudarmadi) yang sudah cetak
ulang di Gramedia, “10 PENGUSAHA YANG SUKSES MEMBANGUN BISNIS DARI 0”.
Pak Harijanto ini pengusaha sukses di bidang sepatu. Karyawannya 9.000
orang. Ia alumni UNS yang dulunya benar-benar orang susah. Beliau ini
juga punya banyak mentor yang selalu ia kagumi dan banyak ia ambil
kiat-kiatnya. Contohnya, kalau ia belajar tentang SDM dan bagaimana
mengelola anak-buah, maka ia banyak belajar dari Pak TP Rachmat. Pak
TP Rachmat ini orang yang membesarkan Astra dan menata sistem di Astra
hingga mampu menjadi perusahaan swasta terbesar di Indonesia yang
sistem manajerialnya diakui paling baik di Indonesia. Entah sudah
berapa puluh penghargaan diperoleh Astra sebagai best company dari
berbagai lembaga. Pak Harijanto banyak belajar dari Pak TP Rachmat
soal bagaimana mengelola orang dan menjadikan anak buah kita prodktif,
loyal dan menampilkan kinerja terbaoknya. Tapi kalau bicara turn
arround manajemen (membenahi perusahaan-perusahaan sakit), Pak
Harijanto berguru pada pengusaha-pengusaha yang lain. Salah satu yang
ia kagumi ialah Robby Djohan, mantan Presdir Bank Mandiri yang
belakangan juga sukses jadi entrepreneur.

Jadi, intinya, kita harus belajar dari sebanyak mungkin orang terbaik
yang ahli di bidangnya masing-masing. Harus diingat bahwa
pengusaha-pengusaha sukses itu, sebagaimana kita, juga punya banyak
keterbatasan dan mereka juga hanya expert untuk bidang dia saja.
Makanya kita sendiri yang harus bijak menyaring berbagai masukan yang
kita terima dan kita sesuaikan (harmonize) yang sesuai dengan konteks
bisnis kita. Jangan pernah membabi-buta mengikuti anjuran atau kiat
satu mentor saja. Jangan asal berani, termasuk berani berhutang.
Bukankah dalam agama hutang itu juga ada pertanggungjawabannya di
akherat? Jadi, semakin banyak sumber informasi dan mentor yang bisa
kita ambil kiat-kiatnya, akan semakin baik bagi kita. Namun juga
dibutuhkan kemampuan kita untuk memfilter mana yang paling cocok buat
kita.