Sore tadi untuk kesekian kalinya rutinitas pulang kantor kujalani. Tidak ada yang istimewa sebenarnya, namun rasa dongkol yang membuncah didada tak lagi mampu kugenggam. Ya..harus kutumpah deraikan diguratan maya ini.
Rutinitas yang sangat mengencangkan urat urat syaraf kejengkelanku itu adalah “KEMACETAN”. Waktu tempuh antara kantor dan rumah yang seharusnya hanya 25 menit, menjadi lebih dari satu jam setengah.
Ya, sudah lebih dari lima tahunan ini mata para pemimpin di kota ini buta akan masalah yang nampaknya bukan masalah lagi dimata mereka. Bagaimana tidak, di kota kecil yang berpenduduk hanya ratusan ribu kepala ini tak mampu diatur dan dilayani sebaik baiknya.
Sudah kenyataan yang tak dapat ditolak, ratusan bahkan ribuan sepeda motor dan mobil terus bertambah setiap tahunnya. Tapi tidak sedikitpun otak para pemimpin (pelayan masyarakat) itu dapat difungsikan untuk memikirkan solusi apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah itu. Apa yang ada di otak mereka itu hanya “bagaimana mengembalikan dana pemilu yang sudah menguras kantong kantong mereka ? kantong yang isinyapun sangat..sangat diragukan hasil keringat mereka sebenarnya.
Huh…, semakin membuat terkurasnya rasa banggaku hidup di negara ini. Semakin memperkosa keikhlasanku setiap kali melihat potongan pajak pendapatan di slip gajiku setiap bulan. Bah…tak sudi rasanya mengikhlaskan uang pajakku hanya untuk berpoya poya para koruptor koruptor kunyuk itu. Sementara kontinuitas pasokan listrik tak pernah dapat terjamin, sementara kontinuitas air bersih (bukan air coklat) tak mampu mereka pasok, sementara roda mobilku tak pernah bisa berputar mulus karena banyaknya koreng koreng aspal jalan,sementara pelayanan pelayanan umum masih diisi manusia kualitas rendah hasil rekrutmen nepotisme, sementara kesehatan masih sesuatu yang mewah…ah…udah ah….ngantuk…mending tidur, lalu mimpi hidup di negara berwibawa dibawah pemimpin sekelas Ahmadinejad….uaaaaahhhh…ngantuk….!!
By. A. Muttaqin
Tulisan yg bagus kawan. Mari kita bermimpi bersama krn bermimpi itu juga sehat. 🙂
Terima kasih kawan, puluhan tahun ke depan kuberharap tulisan tulisan mimpi ini akan direspon dengan tindakkan “perlawanan” oleh anak anak kita…, semoga ! (amq)
Aul,
Yang masih bisa disyukuri adalah kamu bisa melalui jalan berkoreng itu dengan mobil… baru pulak…
Walopun kamu bilang rada-rada ABG, pls add my blog:
http://irisghozi.blogs.friendster.com/iris_ghozi/
O iya… perbaiki tuh profile kamu yang di LinkedIn… Udah terbukti bisa disearch sama Headhunter, dalam and luar negeri. Aku udah dapet kira-kira 20an offer sejak buka blog itu, dan yang bikin amaze, baru hari Minggu kemarin dapet offer dari HQ Intel di Arizona untuk posisi OD Director di cabangnya yang di Cina. Sayangnya harus bisa bahasa Cina. 😦
Salam hangat,
Iris
ok deh …………………. nice to see U blog, ^_^
Tks kunjungannya, salam. (amq)
tulisannya bersemangat sekali,,,jadi semangat juga bacanya..
setuju tuh sama pendapat sampeyan..
kirain tadinya mau bahas secara ilmiah kenapa mengomel itu sehat, ternyata sehatnya itu menghasilkan tulisan yang bagus.. hehehehe…
Kalau bisa bermimpi kayak gitu, ntar malah ndak bisa bangun. Keenakan mimpi. Gimana kalau para pejabat korup itu kita gebukin rame2? Setuju ndak?
mengomel memang sehat ya kang, sehat bagiu diri sendiri jelas, tapi kalo juga sehat bagi masyarakat adalah jika disalurkan lewat aktivitas bermutu macam kesenian, sastra dan juga ngeblog tentu pun…
ums poenja bos
Hallo mas Heru (UMS angkatan kapan ya ?), salam kenal. (amq)
setuju … tapi seringnya alasan untuk kita mengomel tidak dipahami oleh orang lain, misal kalau di jalan samarinda ini yang super semerawut, saya kadang-kadang ngomel dan membunyikan klakson motor, tapi istri saya langsung balik ngomeli saya, …. maklum beda budaya, saru katanya main klakson
Ide bagus untuk kita bisa mengkritik dan menyiapi sgala sesuatunya yang terjadi di masyarakat…sehingga akan tercipta kepedulian sosial yang tinggi….salam kenal yah…..aku ingin sekali berkunjung ke kalimantan
Terima kasih komentarnya.., salam kenal..! (amq)
Bung Aulia, kenapa mimpinya dititipkan keanak-anaknya, baiknya sekarang bangun dari mimpi dan sampaikan aspirasi,,,hehehe…hehehe…hehehe, maaf bung salam kenal di blog dari dair kami di Jambi
“..terima kasih atas kunjungannya bang Mawar…salam buat keluarga di Jambi…” (amq)
Assalamu’alaikum
Salam kenal aulia… Jangan lupa kapan2 berkunjung juga kesini baca artikel artikel Islam.
wassalam
Salam kenal kembali ya, insya Allah nanti mampir, tks (amq)
PINTAR JUGA CARA KAMU NGOMEL, BAHKAN OMELAN KAMU ITU BENAR DAN TERJADI DI NEGERI KITA. MUDAH-MUDAHAN AHMADINEJAD BERSEDIA MENJADI PEMIMPIN KITA. YA TOH?
memang… muak dengan birokrasi… mau muntah aku… kita apakan mereka ya… kita sumpahi aja biarjadi kodok…
blognya ngelmu bgt ya. Saya suka!
terima kasih mbak yu.., semoga bermanfa’at.. 🙂
salam kenal……
Salam kenal kembali 🙂
Sabar….Jangan timbulkan pemberontakan baru….Sesusah susahnya pak Aulia masih punya mobil..masih nerima gaji..dan jgn bnyk sekali bermimpi nanti takut kesiangan dan sholat ketinggalan..
mantap tuk….di teruskan..heheehh…