Ryan, Sang Pembunuh Berantai.

26 Juli 2008

Assalamualaikum,

Ramainya media memberitakan kasus pembunuhan berantai oleh tersangka Ryan mengingatkan saya sekitar 18 tahun yang lalu (Maret 1990). Ketika itu saya sedang mengambil SKS study kasus sosial yang kebetulan bekerja sama dengan LP Sragen.

Setelah dengan susah payah meyakinkan dosen dan pihak LP akhirnya saya mendapatkan kasus “special” seorang narapidana pembunuhan berantai. Memang kasusnya tidak persis sama dengan pembunuhan berantai ala Ryan, karena selain jumlah yang dibunuh hanya 3 orang, kausnyapun lebih kearah balas dendam alias carok.

Kalaupun dicari beberapa kesamaannya, pertama sama sama dari jombang, ke dua sama sama mantan guru ngaji (yg ini menarik, karena sering sekali di Indonesia mantan guru ngaji yg tersangkut kasus pidana), lalu berikutnya sama sama tidak ada perasaan menyesal.

Ketika hasil study kasus saya seminarkan di depan audience, suasana sangat ramai dan hangat. Saya masih ingat, banyak sekali dosen yg menguji hasil study kasus saya tsb. Diantaranya pak Suparno yang sempat mencoba meneliti kasus tersebut, namun beliau mundur ketika klien (narapidana tsb) mengamuk waktu mau diberikan tes Grafis. “Kegagalan” pak Parno mendapatkan data tes Grafis, justru semakin membuat saya semangat dan tertantang untuk mendapatkan kasus tersebut.

Pengalaman kegagalan pak Parno membuat saya memutar otak untuk mendapatkan cara agar klien tsb mau melakukan tes grafis. Masih segar diingatan ketika beberapa petugas yg siap berjaga diluar ruang tes justru saya himbau untuk menjauh agar suasana tidak terlalu tegang. Setelah berhari hari melakukan pendekatan (bermodalkan beberapa bungkus rokok), akhirnya saya mendapatkan data tes grafis untuk mendukung penelitian tsb.

Hmm..begitulah..sekedar sedikit bernostalgia. Mestinya para mahasiswa psikologi saat ini berebut & berupaya keras untuk mendapatkan kasus “Ryan” ini sebagai bahan penelitian.., karena tergolong kasus unik dan jarang terjadi.

Rgds,

Aulia Muttaqin

aulia.muttaqin@yahoo.com