Video Syur diduga Anggota DPR

25 April 2012

Bukan AB Pria Dalam Video Syur Anggota DPR Tapi Elya G Muskitta
Rabu, 25 April 2012 | 12:05

Foto Karolin Margret Natasa yang diunggah di http://www.skandal.kilikitik.net

Pria yang ada dalam video syur yang melibatkan anggota DPR Karolin Margret Natasa bukanlah AB, tapi Elya Muskitta. Siapa dia?

Video syur yang melibatkan anggota DPR yang terhormat kembali terkuak. Kali ini korban pembocoran video hubungan laiknya suami istri itu adalah anggota DPR berinisial KMN.

Kehebohan di senayan bermula dari munculnya sebuah situs yang beralamat http://www.skandal.kilikitik.net pada Jum’at akhir pekan lalu. Situs ini memuat sejumlah foto dan video hubungan badan dari dari seorang perempuan cantik dengan seorang pria. Bahkan situs ini juga menyediakan fasilitas download video. Situs itu sejak Sabtu (21/4) sudah diblokir.

Siapa sebenarnya perempuan yang direkam dalam video tersebut? Simpang siur ini akhirnya muncul dari Roy Suryo, anggota DPR Fraksi Demokrat yang juga sering disebut pakar telematika. “Walaupun belum 100 persen, saya berkeyakinan memang itu KMN. Saya sudah membandingkan foto syur dengan foto-foto KMN yang lain,” kata Roy Suryo di gedung Parlemen, Selasa siang (24/4), ketika dia menyerahkan hasil telaahannya kepada Sekretariat Badan Kehormatan (BK).

Tim Beritasatu.com lalu menelusuri siapa KMN. Sesuai petunjuk dalam situs tersebut nama anggota DPR tersebut adalah Karolin Margret Natasa, politisi asal Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Komisi IX DPR, kelahiran 12 Maret 1982. Karolin adalah puteri Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis.

Lalu siapa pria yang berada di video tersebut? Berjuta teka-teki muncul. Termasuk mengaitkan politisi PDIP berinisial AB. Belakangan yang bersangkutan membantahnya.

Tim Beritasatu.com lalu bertemu dengan sumber terpercaya yang mengetahui duduk persoalan perkara ini. Sumber yang enggan disebut namanya itu sempat berhubungan dengan seseorang yang mengakui merekam dan menjadi pria yang berada dalam video syur tersebut. Pria tersebut adalah Elya Geeraldy Muskitta, Sekjen Parade Nusantara. Elya juga mantan Ketua Wilayah Ormas Nasional Demokrat Maluku yang belakangan sudah dipecat.

Menurut penjelasan sumber tersebut, berdasar pengakuan Elya sendiri kepadanya, video tersebut direkam menggunakan Macbook Pro di ruang penginapan untuk tamu VIP di kantor Gubernur Kalimantan Barat. “Ya itu foto saya. Saya mengambil video itu juga atas sepengetahuan Karolin,” kata sumber Beritasatu.com menirukan ucapan Elya sendiri.

Motif mengambil video itu sendiri, kata Elya kepada sumber kami, adalah dengan maksud agar kalau ada pihak-pihak yang tak percaya mengenai hubungan Elya dan Karolin dia bisa bercerita yang sebenarnya. Sedangkan motif mengunggah video syur itu menurut pengakuan Elya kepada sumber kami adalah karena hubungan keduanya sudah selesai.

Mulanya Elya dan Karolin bekerjasama membuat perusahaan bersama dengan nama Advance Borneo. “Tapi akhirnya mereka bertengkar dan Karolin membubarkan Advance Borneo. Elya marah dan menyebarkan foto-foto dan video seks mereka melalui website yg dia buat sendiri,” kata sumber tersebut. Pertengkaran tersebut berbuntut usaha bisnis yang dibangun dengan uang Elya cukup besar itu bubar. Bahkan Karolin juga melarang Elya masuk ke wilayah Kalimantan Barat.

Elya sendiri yang dalam situs tersebut juga menyeret nama politisi lain berinisial AB. Nama AB kemudian disangkutpautkan dengan Aria Bima, politisi kawakan PDIP. Aria Bima sudah membantahnya. “Ya saya memantau berita itu. Tapi saya pastikan itu bukan saya,” kata Aria Bima melalui pesan Blackberry, kemarin (24/4).

Namun sumber Beritasatu.com mengatakan itu bukan Aria Bima. “Itu bukan Aria Bimo tapi Elya,” ujar si sumber.

Sebelum menjadi Sekjen Persatuan Rakyat Desa Nusantara (Parade Nusantara), organisasi kemasyarakatan yang awalnya anggotanya hanya para kepala desa, perangkat desa. Namun kini, ormas yang salah satu pendirinya Budiman Sudjatmiko ini sekarang juga melibatkan tokoh masyarakat, kalangan akademisi, dan kalangan masyarakat yang peduli pembangunan desa.

Pada tahun 2007 Elya G. Muskitta terlibat dalam Program Kemandirian Desa di sektor energi yang dilakukan oleh Kantor Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Elya menjadi koordinator Tim Advance Maluku. Tujuan utama program ini adalah untuk memandirikan desa-desa melalui Program Pemberdayaan Masyarakat dengan menggunakan teknologi energi baru.

Saat terjadi kerusuhan Ambon tahun 2000, Elya juga menjadi korban dalam kerusuhan yang pecah pada 3 Desember 2000 di kawasan Mardika, tepatnya Gang Vista. Kerusuhan menggunakan mortir ini sempat membuatnya terluka pada bahu kirinya.

Elya menempuh pendidikan SMA di Sydney, Australia, karena ayahnya bekerja sebagai wakil pemilik Djakarta Lloyd, perusahaan pelayaran. Ia lulusan bisnis dari Universitas Indonesia Esa Unggul Jakarta. Ia menekuni pekerjaan sebagai konsultan manajemen.

Sampai berita ini dinaikkan, Beritasatu.com sudah berusaha menghubungi Ellya Muskita namun panggilan ke lima nomor telepon selulernya terdengar tidak aktif. Tim sedang terus mengusahakan untuk dapat wawancara dengannya melalui sambungan surat elektronik.

Hal yang sama ketika Tim Beritasatu.com berusaha menghubungi Karolin Margret Natasa, pangggilan ke dua nomor telepon selulernya hanya mendapatkan kotak suara. Tim juga sudah menghubungi melalui surat elektronik dan belum mendapatkan balasan.

Penulis: Tim Beritasatu
Sumber : http://www.beritasatu.com/nasional/44540-bukan-ab-pria-dalam-video-syur-anggota-dpr-tapi-elya-g-muskitta.html


Reshuffle, mengobati Diabetes dengan obat koreng

10 Oktober 2011

Di negeri ini, seringkali kita menemui seseorang memiliki kebiasaan melihat penyebab masalah ada diluar dirinya ketimbang melakukan introspeksi kepada diri sendiri.

Saya gak begitu yakin apakah kebiasaan ini manusiawi atau suatu produk kebudayaan.

Namun kalau hal tersebut manusiawi dan bersifat general, kenapa dinegara tertentu kondisinya agak berbeda. Di Jepang misalnya, bukan hal yang sulit kita temui mundurnya seorang pejabat publik hanya karena bawahannya melakukan kesalahan fatal sehingga sang pejabat siap mempertanggung jawabkan kesalahan tersebut.

Tentu masih segar diingatan kita bagaimana seorang Banri Kaieda, yang bertanggung jawab terhadap instalasi Nuklir di Jepang mengundurkan diri akibat

ketidakmampuan menahan radiasi nuklir karena hantaman badai Tsunami. Kalau dipikir (ala Indonesia) bukankah kejadian bencana alam tersebut bukan kesalahan sipejabat ?

Mari kita bandingkan dengan kondisi para pejabat di Indonesia.

Baru saja tadi pagi, sembari sarapan saya menyaksikan berita tentang banyaknya korban tewas yang berjatuhan karena ditabrak armada Trans Jakarta. Pada sesi wawancara, sambil tersenyum jumawa, seorang pejabat yang bertangung jawab langsung dalam mengelola trans jakarta mengatakan ; “,,itu jelas kesalahan para sopir yang ugal ugalan Dikami sudah jelas aturannya bahwa kecepatan maksimal trans jakarta adalah 50 KM / jam…”….dan wawancara pun selesai…!! Si pejabat sudah merasa menjawab permasalahan…dan si wartawan yang mewawancaraipun sudah tidak melihat ada masalah lagi…! hmm…!! Bahkan mungkin sebahagian dari anda pembacapun mengatakan ..” ..so…, apa masalahnya..?..” si pejabat sudah betul..dia sudah membuat aturan tentang 50 Km / jam itu.., dan tanggung jawabnya selesai.

Budaya “melihat keluar” di rakyat negara ini memang sudah parah. Padahal konon satu jari kita menunjuk keorang lain, sementara empat jari lagi menghujam kediri kita.

Tapi ada pula budaya yang mengatakan..” satu jempol mempersilahkan orang lain untuk mengambil sesuatu.., namun sebenarnya empat jari lagi kita simpan untuk kepentingan diri kita sendiri.., he..he.

Para pembaca yang budiman.

Suatu saat saya pernah membaca sebuah artikel yang membahas tentang, apakah kondisi menyalahkan orang lain ini ada hubungannya dengan kebiasaan seorang ibu memukul kursi ketika anak kecil nya terjatuh ? (dan nampaknya andapun pernah melakukannya juga ?)

Kalau kondisi “memukul kursi” itu ada hubungannya, mari kita tanyakan pada orang tua presiden kita apakah kebiasaan memukul kursi ini juga beliau biasa lakukan ?

Bukannya memperbaiki style kepemimpinan yang serba peragu sebagai sumber dari ketidak pastian haluan kepemimpinanya, malah sang presiden melakukan tambal sulam terhadap para pembantunya.

Pemandangan berita sehari hari menunjukkan kelemahan karakter sang pemimpin juga dimanfa’atkan para partai “koalisi” nya (ingat koalisi yang dalam tanda petik) dengan mudah semena mena mengatur dan menyandera sang presiden ? padahal konon kabarnya sang presiden sudah mengantongi 62 % mandat rakyat. Angka yang fantastis mengingat jumlah rakyat Indonesia dan keberagamannya.

Efektifkah reshuffle kabinet ?

Mengobati diabet atau bahkan kanker pankreas dengan mengoles obat koreng pada kaki dan tangan yang mulai membusuk, efektif kah..?

==== Sekian ====

Penulis, seorang psikolog berdomisili di east Borneo (sebuah pulau terbesar dan terkaya yang penduduknya masih kesulitan listrik dan air bersih).

Tulisan ini juga di share di :
http://politik.kompasiana.com/2011/10/10/reshuffle-mengobati-diabetes-dengan-obat-koreng/


Joget Ayu Ting-Ting Menggoyang Jagat Maya

5 Oktober 2011

Berkat “Salah Alamat”, popularitas penyanyi dangdut pendatang baru ini meledak.
Senin, 3 Oktober 2011, 11:40 WIB

VIVAnews – Penyanyi dangdut pendatang baru Ayu Ting Ting mendadak kondang. Berkat lagu “Alamat Palsu”, namanya kini jadi fenomena di dunia maya. Di situs video sharing YouTube, banyak yang mengunggah video Ayu, baik itu video klipnya maupun video saat Ayu tampil di sejumlah acara musik di televisi.

Video klip “Alamat Palsu” yang di-post gunawan01419, misalnya, setidaknya telah ditonton 446.452 kali. Sedangkan, video klip yang sama yang diunggah NengAmel, tercatat telah dikunjungi 231.560.

Kegemparan ini tak urung menyebabkan ring back tone “Salah Alamat” laris manis. Penyanyi Aura Kasih sampai mengaku menjadi salah satu “korban” lagu yang sedang jadi hit ini. Dia pun mengaku menggunakan RBT lagu ini di telepon selularnya.

Di Twitter, Ayu Ting Ting juga ramai dibicarakan. Coba saja Anda search nama “Ayu Ting Ting” di Twitter. Setiap menit, Anda bakal mendapati sekitar 25 tweet tentang Ayu.

Penyanyi bernama asli Ayu Rosmalina ini terbilang aktif “berkicau”. Menggunakan ID @aayyttiinngg, pedangdut kelahiran 20 Juni 1992 ini cukup rajin menyapa penggemarnya. Ayu tercatat memiliki 14.772 followers, yang niscaya bakal bertambah dengan cepat, seiring popularitasnya yang sedang menanjak.

Penampilan panggung Ayu–yang dianggap berbeda karena tidak mengandalkan erotisme joget semata–juga ramai dibicarakan di berbagai forum online.


Aliran Janggal Rekening Jenderal

29 Juni 2010

*28 Juni 2010
Sumber : http://majalah.tempointeraktif.com

MEMEGANG saku kemeja lengan panjang batiknya, Komisaris Jenderal Ito Sumardi bertanya, “Berapa gaji jenderal bintang tiga seperti saya?” Sambil tersenyum, Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia itu menjawab sendiri pertanyaannya, “Hanya sembilan juta rupiah, sudah termasuk berbagai tunjangan.”

Ito menambahkan, Kepala Kepolisian RI, pejabat tertinggi di institusi itu, bergaji hanya sekitar Rp 23 juta, sudah termasuk aneka tunjangan. Buat biaya penanganan kasus, ia melanjutkan, polisi hanya memperoleh anggaran Rp 20 juta per perkara. Setiap kepolisian sektor-unit kepolisian di tingkat kecamatan-hanya diberi anggaran dua perkara per tahun. “Selebihnya harus cari anggaran sendiri,” kata Inspektur Jenderal Dikdik Mulyana, Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal, yang mendampingi Ito ketika wawancara dengan Tempo, Jumat pekan lalu.

Bukan sedang mengeluh, Ito menyampaikan “urusan dapur” pejabat kepolisian itu buat menangkis tudingan terhadap sejumlah perwira yang diduga memiliki rekening mencurigakan. Dokumen yang memuat lalu lintas keuangan petinggi Polri itu beredar di tangan para perwira polisi dan jadi bahan gunjingan di Trunojoyo-Markas Besar Kepolisian. Disebut-sebut dokumen itu adalah ringkasan atas laporan hasil analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Soal ini, juru bicara Pusat Pelaporan, Natsir Kongah, tak mau berkomentar. “Saya tidak bisa memberikan konfirmasi karena itu kewenangan penyidik,” katanya, Kamis pekan lalu.

Menurut salinan dokumen itu, enam perwira tinggi serta sejumlah perwira menengah melakukan “transaksi yang tidak sesuai profil” alias melampaui gaji bulanan mereka. Transaksi paling besar dilakukan pada rekening milik Inspektur Jenderal Budi Gunawan, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri. Pada 2006, melalui rekening pribadi dan rekening anaknya, mantan ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri itu mendapatkan setoran Rp 54 miliar, antara lain, dari sebuah perusahaan properti.

Daftar yang sama memuat, antara lain, nama Komisaris Jenderal Susno Duadji, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal yang kini ditahan sebagai tersangka kasus korupsi. Ada pula Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Mathius Salempang, mantan Kepala Korps Brigade Mobil Inspektur Jenderal Sylvanus Yulian Wenas, Inspektur Jenderal Bambang Suparno, Komisaris Besar Edward Syah Pernong, juga Komisaris Umar Leha.

Dimintai konfirmasi soal nama-nama jenderal polisi pemilik rekening itu, Ito Sumardi secara tidak langsung membenarkan. Menurut dia, perwira-perwira itu termasuk dalam daftar 21 perwira pemilik rekening mencurigakan. Ia mengatakan telah menerima perintah Kepala Kepolisian Jenderal Bambang Hendarso Danuri buat melakukan klarifikasi terhadap para perwira tersebut. “Ini pembuktian terbalik, jadi menjadi beban mereka untuk menjelaskan asal-usul transaksinya,” katanya.

Cerita soal rekening janggal milik jenderal kepolisian juga pernah muncul pada akhir Juli 2005. Ketika itu, 15 petinggi kepolisian diduga memiliki rekening tak wajar. Termuat dalam dokumen yang diserahkan Kepala PPATK Yunus Husein kepada Jenderal Sutanto, Kepala Kepolisian ketika itu, sejumlah petinggi kepolisian diduga menerima aliran dana dalam jumlah besar dan dari sumber yang tak wajar. Sebuah rekening bahkan dikabarkan menampung dana Rp 800 miliar. Namun kasus ini hilang dibawa angin.

l l l

BANGUNAN itu terlihat paling besar dibanding sekitarnya. Terletak di Jalan M. Kahfi I, Jagakarsa, Jakarta Selatan, satu rumah utama, tiga rumah tambahan, plus satu bangunan untuk petugas keamanan berdiri di tanah seluas 3.000 meter persegi.

Di halaman rumah terpajang ukiran berbentuk aksara “B” setinggi dua meter. Air kolam renang yang cukup luas di halaman belakang berkilau memantulkan sinar matahari. Para tetangga menyebut bangunan itu sebagai “rumah Pak Kapolda”. Inilah rumah Inspektur Jenderal Badrodin Haiti, yang pernah menjadi Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara.

Badrodin, yang kini menjabat Kepala Divisi Pembinaan Hukum Kepolisian, adalah satu di antara sejumlah perwira yang melakukan transaksi mencurigakan. Menurut sumber Tempo, Badrodin membeli polis asuransi PT Prudential Life Assurance dengan premi Rp 1,1 miliar. Disebutkan dana tunai pembayaran premi berasal dari pihak ketiga.

Menjadi Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Medan pada 2000 hingga 2003, Badrodin juga menarik tunai Rp 700 juta di Bank Central Asia Kantor Cabang Utama Bukit Barisan, Medan, pada Mei 2006. Transaksi ini, kata sumber tadi, dinilai “tidak sesuai profilnya”. Sebab, penghasilan Badrodin setiap bulan berkisar Rp 22 juta, terdiri atas Rp 6 juta gaji, Rp 6 juta penghasilan dari bisnis, dan Rp 10 juta dari kegiatan investasi.

Hasil analisis rekening Badrodin juga memuat adanya setoran dana rutin Rp 50 juta setiap bulan pada periode Januari 2004-Juli 2005. Ada pula setoran dana Rp 120-343 juta. Dalam laporan itu disebutkan setoran-setoran tidak memiliki underlying transaction yang jelas.

Dimintai konfirmasi, Badrodin Haiti mengaku tidak berwenang menjawab. “Itu sepenuhnya kewenangan Kepala Badan Reserse Kriminal,” katanya. Komisaris Jenderal Ito Sumardi menyatakan timnya masih menunggu sejumlah dokumen pelengkap dari Badrodin.

Keanehan juga terdapat pada rekening Wenas, Bambang Suparno, Mathius Salempang, dan Susno Duadji serta sejumlah perwira menengah. Indikasi di rekening Wenas muncul pada 2005, ketika ia menjabat Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur. Pada 9 Agustus, isi rekening Wenas mengalir berpindah Rp 10,007 miliar ke rekening seseorang yang mengaku sebagai Direktur PT Hinroyal Golden Wing. Sejak pertama kali membuka rekening, transaksi perbankan Wenas hanya berupa transfer masuk dari pihak lain tanpa ada transaksi usaha (lihat “Rekening dalam Sorotan”).

“Profil” Wenas cukup mentereng. Rumahnya di Perumahan Areman Baru, Tugu, mewah, di atas tanah seribu meter persegi. Sejak tiga tahun lalu, keluarga Wenas pindah ke sebuah rumah di Perumahan Pesona Khayangan, Depok. Tempo, yang menyambangi rumah Wenas di perumahan elite di Depok, Kamis pekan lalu, melihat dua Toyota Alphard dan satu sedan Toyota Camry terparkir di halaman rumah.

Kepada Tempo yang mewawancarainya, Wenas menolak tuduhan melakukan transaksi ilegal melalui rekeningnya. “Semua itu tidak benar,” katanya. “Dana itu bukan milik saya.”

Susno Duadji, yang getol membongkar praktek mafia hukum di institusinya, ternyata juga memiliki transaksi mencurigakan. Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini disebutkan menerima kiriman dana dari seorang pengacara berinisial JS Rp 2,62 miliar. Ia juga menerima kiriman dana dari seorang pengusaha berinisial AS dan IZM (Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bengkulu). Selama periode 2007-2009, Susno telah menerima kiriman fulus dari tiga orang itu Rp 3,97 miliar. Terkait dengan aliran dana ini, Markas Besar Polri telah menetapkan JS sebagai tersangka.

Muhammad Assegaf, kuasa hukum Susno, menyatakan tidak pernah membahas soal transaksi mencurigakan punya kliennya. Di berbagai kesempatan sebelum ditahan, Susno berkali-kali membantah melakukan transaksi yang melanggar aturan. “Semua transaksi itu perdata,” katanya.

l l l

TAK hanya perwira tinggi, transaksi yang membuat mata terbelalak pun dilakukan polisi dengan pangkat di bawahnya. Contohnya Umar Leha, terakhir berpangkat komisaris besar dan pernah 12 tahun bertugas sebagai Kepala Seksi Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Samsat Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan.

Menurut sumber Tempo, Umar pada Juni 2005 memiliki dana Rp 4,5 miliar. Duit disimpan dalam bentuk reksa dana dan deposito di Bank Mandiri. Sumber dana, menurut analisis transaksinya, diduga berasal dari setoran-setoran terkait dengan pengurusan STNK.

Di Makassar, Umar memiliki dua rumah besar dan empat mobil. Dua tahun lalu perwira pertama polisi ini mencalonkan diri dalam pemilihan Bupati Enrekang, Sulawesi Selatan. Untuk itu, ia mengundurkan diri dari kepolisian dengan pangkat terakhir ajun komisaris besar polisi. Pada pemilihan kepala daerah, ia gagal.

Soal tudingan bermain saat masih berdinas, Umar membantahnya. Dia mengaku tidak pernah mengelola langsung uang negara dari pengurusan STNK. “Apalagi mengambilnya,” ujarnya. “Saya benar-benar tidak berani menyalahgunakan amanah itu.”

Rekening Edward Syah Pernong, Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Semarang, pun mengundang curiga. Menurut sumber Tempo, ketika menjabat Kepala Kepolisian Resor Jakarta Barat, ia menerima setoran Rp 470 juta dan Rp 442 juta pada Agustus dan September 2005 dari Deutsche Bank. Pada 15 September 2005, dia menutup rekening dengan saldo terakhir Rp 5,39 miliar. Edward mempersoalkan asal-usul data itu. “Data itu bohong. Itu fitnah,” katanya kepada wartawan Tempo, Sohirin, di Semarang, Kamis pekan lalu. Ito Sumardi menyatakan tak mempersoalkan kekayaan Edward. “Dia raja Lampung, kebun sawitnya luas,” kata Ito.

Kendati dibantah dari pelbagai penjuru, anggota Komisi Kepolisian, Adnan Pandupradja, menilai laporan dugaan transaksi mencurigakan harus mendapat perhatian serius dari Kepala Kepolisian. Tanpa kejelasan pengusutan rekening-rekening itu, kata dia, citra kepolisian akan semakin terpuruk.

Neta S. Pane, Ketua Indonesia Police Watch, mendorong upaya pembuktian terbalik dari perwira yang memiliki rekening mencurigakan. Sebab, ia menyatakan jenderal yang memiliki kekayaan melimpah patut dipertanyakan. Ia menambahkan, “Jika hidup hanya dari gaji, sampai kiamat mereka tidak akan pernah bisa kaya.”

Setri Yasra, Wahyu Dhyatmika, Cheta Nilawaty, Tia Hapsari (Jakarta), Abdul Rahman (Makassar)


Inilah Rekening Bermasalah Perwira Polisi pada Majalah Tempo yang Hilang di Pasaran

29 Juni 2010

Sumber : http://www.siagaindonesia.com

Selasa, 29/06/2010, 07:09 WIB
Hilangnya Majalah Tempo berjudul Rekening Gendut Perwira Polisi sudah diketahui. Majalah itu ternyata diborong oleh sekelompok orang yang diketahui polisi. Bahkan dikabarkan PT Tempo Inti Media Tbk, penerbit Majalah TEMPO memutuskan akan mencetak ulang Majalah Tempo Edisi Terbaru menyusul lenyapnya majalah itu dari peredaran, Senin (28/6) dini hari. Meski dari kemarin majalah Tempo edisi terbaru ini sulit didapat, namun berita Rekening Gendut Perwira Polisi sudah banyak diupload di situs jejaring sosial Facebook.

Bookmark and Share
Pembeli Rekening Gendut Perwira Polri Ternyata Polisi
Senin, 28/06/2010, 18:48 WIB
Laporan Oleh : rizal

Pembeli Rekening Gendut Perwira Polri Ternyata Polisi

SIAGA-REKENING: Hilangnya Majalah Tempo berjudul Rekening Gendut Perwira Polisi sudah diketahui. Majalah itu ternyata diborong oleh sekelompok orang yang diketahui polisi.

Dikutip dari laman tempointeraktif.com sebanyak 2.425 Eksemplar Majalah Tempo dari tiga agen majalah dan koran di lapak koran depan Hotel Melati Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, diborong polisi berpakaian preman pagi tadi. “Mereka reserse. Berjumlah 10 orang,” kata Rozak salah satu agen majalah yang memiliki lapak di situ.

Menurut Rozak, mereka sudah datang pada pukul 02.30 WIB, sebelum majalah didistribusikan. Dalam transaksi, Rozak menceritakan, polisi berani bayar berapa saja demi memborong majalah Tempo. Akhirnya tercapai kesepakatan harga per-eksemplar yang seharusnya Rp 27 ribu menjadi Rp 40 ribu.

Mereka membeli majalah dari agen Rozak sebanyak 1850 eksemplar, agen Sodik 500 eksemplar dan agen Purba sebanyak 75 eksemplar. “Semuanya mencapai Rp 100 jutaan. Dan dibayar cash,” ungkap Rozak. Saat membeli, Rozak menceritakan salah satu anggota polisi sempat menggertak dirinya. “Mereka maksa membeli,” ceritanya. (bnj)

SIAGA TERKAIT :

* \’Rekening Gendut Perwira Polri\’ Dicetak Ulang
* Tempo Rekening Gendut Perwira Polri Lenyap di Pasaran
* Polri Dinilai Kurang Serius Berantas Mafia Hukum
* Seleksi Kapolri Baru Harus Kuantitatif
* DPR Menilai Polri Tak Serius Usut Mafia Hukum


Misteri Atlantik

24 Februari 2010

Sejumlah peneliti dari Amerika, Prancis, dan beberapa negara lainnya melakukan penyelaman ke dasar lautan Atlantik. Hasilnya sungguh sangat mengejutkan. Mereka menemukan sebuah piramida di dasar laut di kawasan Segitiga Bermuda. Dasar piramida tersebut besarnya mencapai 300 meter dan tingginya 200 meter. Wow, piramida ini jauh lebih besar dari piramida yang ada di Mesir. Pada puncak piramida yang hanya berada 100 meter di bawah permukaan laut ini terdapat dua buah lubang yang menyebabkan arus laut kedua lubang tersebut dan meimbulkan pusaran dan ombak yang besar di permukaan laut. Sebagian ilmuan menduga bahwa piramida ini dulunya berada di daratan, namun karena terjadi pergerakan lempengan bumi dan gempa, maka ia tenggelam. Namun ada pula yang mengatakan kemungkinan piramida ini merupakan bangunan suci bangsa Atlanis.
source: Megindo.net


Terorisme & Kasih Sayang

20 November 2009

Salam Cinta..!

Tadi malam sempat menyaksikan wawancara Tv One dengan pak Sujono, orang tua dari “Maruto” salah seorang yang disangka terlibat bom JW Marriott & Rizt Carlton.

Dengan linangan air mata bapak sepuh itu meminta anaknya untuk kembali ke rumah dan menyerahkan diri ke pihak berwajib. Ia mengingatkan bahwa kalaupun benar anaknya tersebut terlibat kelompok Nurdin M Top, hal tersebut adalah sesat dan sama sekali tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Ia telah bersusah payah banting tulang untuk menyekolahkan Maruto hingga sudah berhasil di Fakultas Kedokteran, namun Maruto menghilang begitu saja karena takut dikejar kejar pihak berwajib.

Satu hal yang saya sependapat dengan beliau ini adalah, ajakan beliau pada negara untuk melakukan pendekatan melalui sisi lain, selain dengan cara tindakan refresif dan kekerasan oleh pihak berwajib yang didemonstrasikan selama ini.

Beliau juga menyampaikan kenapa pihak kepolisian tidak justru melibatkan para ulama seperti Ustadz Ba’asyir untuk menyadarkan para anak bangsa yang tersesat tersebut untuk lebih memahami agamanya secara kaffah.

Mengingat kondisi psikologis para aktivis yang umum disebut teroris tersebut, saya berkeyakinan bahwa sebahagian mereka yang terlibat tersebut memiliki jiwa yang labil dan masih sangat memungkinkan untuk “direbut” ke jalan yang benar dari para mentornya yang saya juga berkeyakinan adalah antek antek asing yang disusupkan untuk menggiring suatu stigma negatif terhadap satu agama.

Usia remaja awal hingga remaja akhir memang masa usia yang sangat mudah untuk “disusupi” ajaran tertentu yang menggiring kefanatisme. Apalagi para remaja terkait kurang memiliki pondasi wawasan yang luas terhadap kepercayaan religiusnya.

Dewasa ini sangat mudah mendapatkan orang orang dalam kondisi “euforia religism”. Dimana kesadaran yang tiba tiba terhadap kebutuhan beragama yang begitu tinggi. Pada kondisi tersebut ybs mudah sekali menganggap orang lain sebagai musuh, dan hanya kelompoknya sajalah yang paling benar. Di wilayah seperti inilah para antek asing seperti Nurdin M Top dengan leluasa “meracuni” pikiran pikiran labil tersebut untuk menyerahkan diri secara tanpa reserve kepada keyakinannya.

Dalam kondisi seperti itu, menghujat…memaki….dan menyudutkan mereka, justru akan semakin membuat Nurdin M Top ternyum senang. Karna lahan kaderisasinya akan semakin subur. Bagaikan api disiram bensin…tulisan tulisan seperti (ma’af) “Fuck Terorism”..sama sekali tak efektif. Hal itu hanyalah emosi jiwa kekanak kanakan yang justru akan memantik api dendam berikutnya dari mereka. Semakin mereka dihujat…maka bagi keyakinan mereka..semakin mendekatlah surga yang mereka dambakan itu pada mereka.

Jadi..mari buatlah geraka gerakan yang menyejukkan hati mereka..yang bisa meluluhkan dan menyadarkan kekeliruan yang selama ini mereka yakini.

Semoga negeri ini semakin damai..!!

Penuh cinta,

Aulia Muttaqin Psi

Penulis berdomisili di east borneo, negeri kaya yang belum terlihat kaya.


“LEADERSHIP”.., KEMAMPUAN YANG HAMPIR PUNAH

20 November 2009

Judul di atas merupakan fenomena (khususnya di Indonesia) yang bukan tanpa alasan. Banyak kasus terutama didunia kerja dan pemerintahan yang menunjukkan hal tersebut.

Beberapa kasus berikut bisa dijadikan salah satu case kepemimpinan :

Sering ditemui seorang supervisor menjadi sangat bersemangat ketika “memperjuangkan” kenaikan gaji bawahannya, walaupun sudah dijelaskan bahwa ia sudah melanggar SOP atau aturan main yang ada.

Bermodalkan “penolakan” dari HRD tersebut, dengan gaya “seakan akan sdh jadi pahlawan” ia akan menjelaskan kepada anak buahnya bahwa dia sudah berusaha mengusulkan kenaikan gaji bawahannya tersebut, tapi pihak HRD lah yang menghalang halanginya. Maka malang tak dapat ditolak, bagi HRD sejak hari itu bertambah lah satu orang “musuh” hiks..hiks.

Di sisi lain, ketika si bawahan melakukan pelanggaran disiplin dan harus diberikan sanksi, maka dengan berbagai cara si supervisor menghindari untuk menyampaikan secara langsung sanksi terkait. Sebisa mungkin orang lain-lah yang menyampaikan “berita buruk” tersebut. Maka biasanya HRD yang kembali jadi alternatif “tumbal” .

Fenomena tersebut merupakan fakta yang tak sedikit. Mulai dari level team leader hingga pimpinan puncak suatu perusahaan. Sulit sekali saat ini didapatkan seorang yang sungguh sungguh sebagai pemimpin tanpa tanda petik. Yaitu seorang pemimpin yang siap menjalankan perannya secara “kaffah” / menyeluruh. Diantaranya ;

Memberi reward secara tepat sasaran, menjatuhkan punishment dan menyampaikannya secara langsung melalui konseling yang konstruktif, berada di garis depan ketika harus mempertanggungjawabkan kesalahan (yg dilakukan bawahan sekalipun), dan mampu mengambil keputusan secara tegas walaupun harus menghadapi sikap tidak bersahabat dari beberapa orang yang kena dampak negatif dari keputusannya tersebut.

Kalau seorang pemimpin yang ingin selalu menjadi “populer” dimata bawahannya, tentu saja akan serba ragu melakukan suatu ketegasan.

Sering sekali sikap yang tidak mau memberi sanksi pada bawahan yang melakukan indisipliner dilatarbelakangi oleh suatu alasan yang sangat lemah. Yaitu ketakutan kalau setelah diberi sanksi tersebut si bawahan akan “ngambek” dan tidak bekerja mendukungnya lagi. Padahal tanpa disadari, ketika ia tidak menghadapi sendiri dan memberi sanksi pada bawahannya, maka sejak itu pula si atasan akan kehilangan wibawa. Belum lagi ia akan mendapatkan sikap “protes” dari bawahannya yang lain, baik terbuka maupun pasif agresif yang justru akan sangat berbahaya untuk kinerja tim kedepannya.

Kasus perseteruan KPK Vs Polri + Kejagung merupakan tes case kemampuan “leadership” bagi seorang presiden SBY. Apakah ia seorang pemimpin atau sekedar “pegawai negara”.

Sejak dibukanya rekaman anggodo Cs oleh MK, maka sebenarnya masalah menjadi sangat terang benderang. Bahwa Institusi Polri & Kejagung dalam keadaan rapuh luar biasa. Ke dua institusi tersebut bisa dengan mudah diobrak abrik oleh seorang Anggodo dengan kepiawaian lobi nya. Lalu dimana masalahnya ? Seperti kata JK sang mantan Wapres itu, bahwa masalahnya sebenarnya sangat sederhana. Yaitu dikepemimpinan….!!

Kalau SBY lebih berani tegas untuk segera mengganti Jaksa Agung & Kapolri beserta jajaran jajaran penyidiknya yg disinyalir kotor itu, dengan pemimpin baru yang terjamin “kebersihan” dan memiliki kepemimpinan ideal, maka sebenarnya tugas presiden sudah 80 % selesai. Jangan berdalih ingin tetap berada dikoridor hukum dan undang undang, hanya untuk menghindari masalah atau menunda nundanya. Bukankah mengganti Kapolri & Jaksa Agung tersebut wewenang presiden ? Sehingga presiden tidak harus menabrak nabrak konstitusi (misalnya instruksi SP3), karna selanjutnya si kapolri & Jaksa agunglah yang bekerja.

Atau letak masalahnya mungkin adalah : tidak bisa tegas karna ada utang budi ?

Ah..embuhlahh…….dengan SBY kok kelihatannya masalah jadi tambah rumit ya…!?!!

*Dicari seorang pemimpin sejati untuk negeri..!!


Misteri Planet Mars Terkuak!

24 September 2009

Misteri Mars Terkuak! Ditemukan 9 Piramida dan Jejak Peradaban Tinggi
blacksabbathoye — Sun, 20/09/2009 – 05:24

* ilmu pengetahuan
* jejak peradapan tinggi di mars
* mars

Apakah ada kehidupan di Mars? Manusia mulai mencari jawaban atas pertanyaan ini pada tahun 1976, setelah penerbitan foto miripsosok manusia duduk di tumpukan batu. Banyak yang mengatakan bahwa sosok mirip manusia itu merupakan trik cahaya, tapi ada juga yang meyakini sosok itu memang benar manusia. Hingga sekarang ‘sosok misterius’ itu masih misteri. Prokontra tentang ‘sosok aneh’ itu masih tetap ada.

Seorang ilmuwan mengatakan, kemungkinan ‘sosok’ itu adalah manusia. Pemunculannya merupakan tanda bahwa memang ada kehidupan di sana. Kini muncul lagi bukti baru. Baru-baru ini berahsil dirtangkap kamera teleskop sembilan piramida di permukaan Mars. Piramida itu bukan buatan alam.

Piramida itu menggambarkan wajah manusia dan hewan , juga gambar besar yang memperlihatkan profil primata dan anjing.

Andrew Basiago, President of Mars Anomaly Research Society, menyebut penemuan tersebut ‘A New Cydonia. “Para ilmuwan percaya bahwa ada tiga peradaban di Mars, yang salah satunya tersembunyi di bawah permukaan planet.

Para ilmuwan sebelumnya mengatakan bahwa gambar-gambar yang diambil dengan Spirit Rover berisi foto dari lima spesies primata, salah satu yang bernama ‘Sendak. Basiago yakin bahwa Mars dulunya berkembang masyarakat memiliki peradaban tinggi. Namun kemudian terjadi bencana dahsyat yang menghancurkan hampir semua yang berada di sekitar Planet Merah itu itu pada 11.500 tahun lalu, serta Atlantis di Bumi.

Beberapa pengamat Mars percaya, setelah kejadian itu, makhluk Mars yang tersisa pindah ke bumi.

http://english.pravda.ru/science/mysteries/18-09-2009/109369-mars-0&ei


www.bagustv.com : E-mail dari orang yang mengaku Noordin M Top

13 Agustus 2009

Orang yang diduga Noordin M Top tiba-tiba saja mengirim email yang berisi ancaman akan terus berjihad dan tidak akan berhenti, sebelum Amerika beserta sekutunya keluar dari Irak atau negara Islam lainnya.

Redaksi bagustv.com menerima e-mail dari seseorang yang mengaku Noordin M Top yang salah satu isinya tidak akan pernah menyerah sebelum amerika beserta sekutunya keluar dari irak atau negara islam lainnya. Kami mempunyai landasan mengapa kita akan terus meneror orang asing.

Berikut petikan pesan yang mengatasnamakan Noordin M Top :

Assalamualaikum Wr. Wb
Saya Noordin M Top mau membenarkan bahwa yang meninggal di temanggung Adalah Ibrohim Alias Boim. Sebenarnya saya memang pada waktu itu berada di Temanggung dengan kedua pengawal Saya dan Ibrohim, tetapi pada waktu Pegepungan saya berhasil lolos dari kepungan polisi.

Saya tidak akan pernah menyerah sebelum amerika beserta sekutunya keluar dari irak atau negara islam lainnya. Kami mempunyai landasan mengapa kita akan terus meneror orang asing:

1. Sebagai Qishoh (pembalasan yang setimpal) atas perbuatan yang dilakukan oleh Amerika dan antek-anteknya terhadap saudara kami kaum muslimin dan mujahidin di penjuru dunia
2. Menghancurkan kekuatan mereka di negeri ini, yang mana mereka adalan pencuri dan perampok barang-barang berharga kaum muslimin di negeri ini
3. Mengeluarkan mereka dari negeri-negeri kaum muslimin. Terutama dari negeri Indonesia
4. Amaliyat Istisyhadiyah ini sebagai penyejuk dan obat hati buat kaum muslimin yang terdholimi dan tersiksa di seluruh penjuru dunia Yang terakhir ….. bahwasanya Amaliyat Jihadiyah ini akan menjadi pendorong semangat untuk ummat ini dan untuk menghidupkan kewajiban Jihad yang menjadi satu-satunya jalan untuk menegakkan Khilafah Rosyidah yang telah lalu, bi idznillah. Dan kami beri nama Amaliyat Jihadiyah ini dengan : “SARIYAH JABIR”

Amir Tandzim Al Qo’idah Indonesia Abu Mu’awwidz Nur Din bin Muhammad Top