Terorisme & Kasih Sayang

Salam Cinta..!

Tadi malam sempat menyaksikan wawancara Tv One dengan pak Sujono, orang tua dari “Maruto” salah seorang yang disangka terlibat bom JW Marriott & Rizt Carlton.

Dengan linangan air mata bapak sepuh itu meminta anaknya untuk kembali ke rumah dan menyerahkan diri ke pihak berwajib. Ia mengingatkan bahwa kalaupun benar anaknya tersebut terlibat kelompok Nurdin M Top, hal tersebut adalah sesat dan sama sekali tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Ia telah bersusah payah banting tulang untuk menyekolahkan Maruto hingga sudah berhasil di Fakultas Kedokteran, namun Maruto menghilang begitu saja karena takut dikejar kejar pihak berwajib.

Satu hal yang saya sependapat dengan beliau ini adalah, ajakan beliau pada negara untuk melakukan pendekatan melalui sisi lain, selain dengan cara tindakan refresif dan kekerasan oleh pihak berwajib yang didemonstrasikan selama ini.

Beliau juga menyampaikan kenapa pihak kepolisian tidak justru melibatkan para ulama seperti Ustadz Ba’asyir untuk menyadarkan para anak bangsa yang tersesat tersebut untuk lebih memahami agamanya secara kaffah.

Mengingat kondisi psikologis para aktivis yang umum disebut teroris tersebut, saya berkeyakinan bahwa sebahagian mereka yang terlibat tersebut memiliki jiwa yang labil dan masih sangat memungkinkan untuk “direbut” ke jalan yang benar dari para mentornya yang saya juga berkeyakinan adalah antek antek asing yang disusupkan untuk menggiring suatu stigma negatif terhadap satu agama.

Usia remaja awal hingga remaja akhir memang masa usia yang sangat mudah untuk “disusupi” ajaran tertentu yang menggiring kefanatisme. Apalagi para remaja terkait kurang memiliki pondasi wawasan yang luas terhadap kepercayaan religiusnya.

Dewasa ini sangat mudah mendapatkan orang orang dalam kondisi “euforia religism”. Dimana kesadaran yang tiba tiba terhadap kebutuhan beragama yang begitu tinggi. Pada kondisi tersebut ybs mudah sekali menganggap orang lain sebagai musuh, dan hanya kelompoknya sajalah yang paling benar. Di wilayah seperti inilah para antek asing seperti Nurdin M Top dengan leluasa “meracuni” pikiran pikiran labil tersebut untuk menyerahkan diri secara tanpa reserve kepada keyakinannya.

Dalam kondisi seperti itu, menghujat…memaki….dan menyudutkan mereka, justru akan semakin membuat Nurdin M Top ternyum senang. Karna lahan kaderisasinya akan semakin subur. Bagaikan api disiram bensin…tulisan tulisan seperti (ma’af) “Fuck Terorism”..sama sekali tak efektif. Hal itu hanyalah emosi jiwa kekanak kanakan yang justru akan memantik api dendam berikutnya dari mereka. Semakin mereka dihujat…maka bagi keyakinan mereka..semakin mendekatlah surga yang mereka dambakan itu pada mereka.

Jadi..mari buatlah geraka gerakan yang menyejukkan hati mereka..yang bisa meluluhkan dan menyadarkan kekeliruan yang selama ini mereka yakini.

Semoga negeri ini semakin damai..!!

Penuh cinta,

Aulia Muttaqin Psi

Penulis berdomisili di east borneo, negeri kaya yang belum terlihat kaya.

Tinggalkan komentar